Motif Batik Dalam Pernikahan Adat Jawa
- By : Admin
- Category : Budaya
- Tags: adat jawa, batik pernikahan, pengantin jawa, pernikahan, prosesi, sido asih, sido luhur, sido wirasat, sidomukti, sidomulyo

Dalam pernikahan adat jawa memang ada berbagai prosesi yang harus dilalui oleh calon pengantin. Namun selain serangkaian prosesi adat tersebut, ternyata untuk pemilihan motif batik yang digunakan juga khusus dan tidak sembarangan. Hal ini masih jarang diketahui oleh banyak orang kecuali yang memang memiliki darah jawa yang sangat kental. Maka penting juga bagi anda untuk mengetahui akan fakta tersebut dalam sebuah pernikahan adat jawa.
Motif Batik yang Digunakan Dalam Pernikahan Adat Jawa
Di daerah Jawa sendiri memang memiliki begitu banyak motif batik yang bisa dipilih untuk digunakan dalam berbagai acara. Namun ternyata untuk sebuah acara pernikahan diperlukan pemilihan motif secara khusus yang tentunya berkaitan dengan filosofi dalam motif batik itu sendiri. Berikut beberapa motif batik yang harus digunakan dalam pernikahan adat jawa :
Motif batik sido luhur digunakan oleh mempelai wanita dengan makna harapan agar kedua mempelai bisa hidup berkecukupan, keluhuran budi dan ucapan di kehidupan pernikahannya
Motif batik sidomulyo yang digunakan kedua mempelai memiliki makna agar pengantin hidup bahagia, dilimpahkan rejeki dan sejahtera
Motif batik sidomukti digunakan pada pesta pernikahan dengan adat jawa dengan makna agar mempelai mencapai kemakmuran dan memiliki masa depan pernikahan yang baik
Motif batik sido asih memiliki gambar tumbuhan dan gunung sebagai tempat berseminya tanaman. Batik ini digunakan mempelai wanita di pesta pernikahan dengan makna agar pasangan pengantin memiliki kasih sayang dan kebahagiaan selama pernikahan
Motif batik sido wirasat yang bermakna nasehat yang diberikan orang tua kepada anaknya dalam memasuki bahtera rumah tangga yang biasanya juga disertai dengan motif tuntrum yang sangat klasik
Batik Untuk Orang Tua Pengantin
Pemilihan motif batik khusus tidak hanya ditujukan pada kedua mempelai pengantin tetapi juga yang akan digunakan oleh orang tuanya. Biasanya orang tua masing-masing dari kedua mempelai memilih untuk menyeragamkan pakaian yang digunakan. Batik untuk bawahan atau jarik yang digunakan adalah batik klasik tuntrum garuda yang memang kebanyakan diaplikasikan pada pernikahan adat Jogja dan Solo. Makna dari penggunaan batik ini adalah agar orang tua fokus dalam menuntun putra dan putrinya agar siap lahir dan batin menjalani bahtera pernikahannya.
Penggunaan motif batik tuntrum garuda ini diambil dari lambang cinta raja dan ratu yang bersemi kembali setelah dipisahkan karena rasa kecewa sang raja memiliki selir atau istri kedua. Namun dengan tekun sang ratu terus membuat motif batik tersebut dan akhirnya cintanya dengan sang raja bisa kembali bersemi karena sang raja memperhatikan tersohornya sang ratu dalam membuat motif batik tersebut. Batik ini memang bisa dikatakan cukup sederhana dengan tidak terlalu banyak corak, namun makna mendalam yang terkandung membuatnya menjadi sangat istimewa dan dijadikan sebagai salah satu pelengkap momen sakral pernikahan.
Batik Untuk Seserahan Pengantin
Salah satu motif jarik yang digunakan sebagai seserahan pengantin adat jawa tentunya juga dipilih secara khusus yaitu motif madu bronto. Batik dengan warna khas coklat dan motif bunga besar dikelilingi bunga yang lebih kecil bermekaran dimana-mana memang sangat cantik dan anggun. Makna dari motif batik ini menggambarkan seseorang yang sedang merasakan kasmaran dan simbol untuk mengatakan cinta. Sehingga memang motif batik ini sangat cocok digunakan sebagai salah satu seserahan dalam prosesi lamaran adat jawa yang harus ada.